Sahifah bahari tercatat ...
Perang akhir zaman adalah perang
dunia, perang ketiga sesudah dua perang besar sebelumnya. Kematian sangat
banyak, bahkan tiada dapat dihitung setepatnya, dalam semua perang. Perang
pertama dipalu gendang oleh seorang lelaki berupa ‘kucing besar’ di negara
gelas dan mahkota di kepala. Sementara perang kedua dipacu genderang petaka
oleh seorang lelaki dengan panggilan ‘Tuan Besar’; al-Sayyid al-Kabir (pemimpin
besar).
Riwayat ini aku sampaikan, agar aku
tidak ditohmah tiada sampaikan kepada umat manusia. Semuanya dalam kasih sayang
Allah dan hanya Dia tempat aku bermohon ampun. Hanya Dia yang Maha Berilmu dan
Hikmah-Nya teramat tinggi lagi tersangat mendalam.
Hitunglah mengikut kebijaksanaan
kalian.
Dalam rangkaian hitungan tahun Hijrah
sesudah 1,300 tahun, mereka mengikat perjanjian, yang di situ raja Rom melihat
perang semesta dunia pasti terjadi. Allah menghendaki terjadinya perang itu,
dan waktu tidak berlalu tanpa perjanjian demi perjanjian. Lalu berkuasalah seorang
lelaki dari negara bernama Jirman, namanya al-Hirr. Dia ingin menguasai seluruh
dunia dengan kuasa tenteranya, memerangi seluruh bangsa di negara-negara
bersalju, dan di wilayah-wilayah kebaikan. Dia bergerak dengan murka Allah
sesudah beberapa tahun api menyala. Dia ingin membunuh rahsia ar-Rus.
Dalam jujukan hitungan tahun Hijrah
sesudah 1,300 tahun, terhitung 5 atau 6 dasawarsa lagi, Mesir diperintah oleh
seorang lelaki dengan panggilan ‘Nashir’, yang disebut bangsa Arab sebagai
‘Syuda al-Arab' (sang pemberani dari Mesir). Allah membuatnya hina dalam perang,
dan dia tidak memperoleh kemenangan. Kemudian Allah menghendaki Mesir beroleh
kemenangan pada bulan-bulan yang mereka cintai, dan itu adalah untuk-Nya.
Mesir diterima sebagai pemelihara al-Bait dan Arab, dengan munculnya seorang lelaki bernama Sada’, ayahnya Anwar. Akan tetapi dia berdamai dengan pencuri Masjid al-Aqsa di negara al-Hazin. Di Iraq muncul seorang lelaki yang bertindak wewenang, dan Sufyani.
Di salah satu matanya terdapat tanda
sedikit kemalasan. Namanya al-Shaddam, yakni penghancur orang yang bersekutu
untuk menentangnya di Kuwait kecil yang dimasukinya. Dia adalah ‘Mahdun’
(tertipu), tidak ada kebaikan bagi Sufyani kecuali dengan Islam. Dia baik dan
ada juga buruknya, dan kecelakaan dan pengkhianat bagi al-Mahid yang tepercaya.
Dalam lapisan hitungan tahun Hijrah
1,400 tahun dan hitungan 2 atau 3 dasawarsa, perang lagi dan lagi dan lagi.
Sesat, jelaga hitam, dan kemelut iman dalam dakapan kedurjanaan!
Kemudian ... Al-Mahdi Al-Amin keluar
dan memerangi seluruh dunia, dan menghimpun orang-orang sesat dan dimurkai
Tuhan, dan orang yang terseret dalam kemunafikan di bumi Israk dan Mikraj
(Baitulmaqdis) di tepian bukit Majidun (Mageddo).
Dalam perang itu, keluar seorang sang
ratu dunia, pelaku makar dan pelacur. Namanya Amirika. Dia menggoda dunia
dengan kesesatan dan kekafiran. Dalam pada itu, Yahudi berada di tempat tinggi,
bahkan paling tinggi dengan menguasai Al-Quds dan kota yang disucikan.
Kemudian ... dengan sebab perlakuan
manusia durjana dan hikmat Allah Taala, di bumi Israk dan Mikraj tercetus perang
dunia di mana Al-Mahdi memberi peringatan kepada kaum kafir yang tidak mahu
keluar. Maka kumpulan kafir dunia berkumpul untuk memerangi Al-Mahdi, dengan
pasukan sangat besar yang belum pernah terhimpun sebelum itu. Selain daripada
pasukan Yahudi Al-Khazar dan bani Israel, wujud juga gerembolan lain yang
bersekongkol yang tidak diketahui jumlahnya.
Al-Mahdi melihat janji Allah sudah
tiba, maka Maha Benarlah janji-Nya itu. Kemudian Allah melempari mereka (yang
kafir dan munafik) dengan lemparan maha dahsyat. Bumi, lautan dan langit
terbakar untuk mereka, dan langit turunkan hujan (petaka) yang sangat buruk.
Seluruh penghuni bumi mengutuk gerembolan
kafir dunia, dan Allah memberi izin lenyapnya seluruh orang kafir dalam Perang
Dajjal, dan perang itu terjadi di Syam. Dan kejahatan itu musnah.
** Hakcipta Terpelihara 2014 Web Sutera. Plagiat adalah haram hukumnya dalam agama Islam.
** Hakcipta Terpelihara 2014 Web Sutera. Plagiat adalah haram hukumnya dalam agama Islam.
0 comments:
Post a Comment